AC-FTA, mulai berimbas. Perekonomian Nasional dalam tantangan yang
tak ringan. Banyak pihak meyakini, akan terjadi banyak gelombang PHK.
Konsekuensinya, daya beli akan kembali tertekan serta angka pengangguran
dan kemiskinan menanjak. Ditengah mandeknya daya saing industri
Nasional, AC-FTA nampaknya akan lebih memberikan dampak buruk ketimbang
sebaliknya. Sekalipun Bangsa ini dikaruniai kekayaan alam berlimpah,
sepertinya belum tercermin pada tingkat daya saing di kancah
perekonomian global. Akhirnya, prospek pertumbuhan perekonomian Nasional
yang diperkirakan melejit pada tahun ini, sangat mungkin akan terganggu
secara signifikan.
Daya serap pasar Nasional yang diharapkan meningkat di tahun ini,
nampaknya juga perlu dievaluasi kembali. Termasuk daya serap pasar
Nasional terhadap broiler dan telur. Keyakinan ekspansif yang
berlebihan, sangat mungkin menjadi bumerang bagi pelaku bisnis unggas.
Seperti halnya nampak dari hasil pemantauan harga jual broiler minggu
ini. Kenaikan harga posko memang cukup meyakinkan, tetapi terdapatnya
potongan harga di lapangan dalam angka yang cukup signifikan nampaknya
perlu dicermati secara serius. Akan tetapi secara umum, pelaku bisnis
broiler menampakkan keyakinan yang cukup tinggi mengingat berkurangnya
pasok secara signifikan pada dua pekan belakangan. Kenaikan harga jual
parent afkir secara signifikan adalah indikator yang sangat
representatif bagi keyakinan ini.
Sebagaimana tertera dalam tabel di samping menunjukkan pergerakan
positif, meski dalam taraf moderat. Pasar DKI misalnya, harga jual
broiler ex-farm ukuran >1.6Kg., dilaporkan berada di Rp.12.500,-/Kg.,
atau menaik sebesar Rp.500,- dari minggu lalu. Kenaikan harga jual juga
terlihat secara moderat di area pemantauan lain, namun kecenderungan
pergerakan variatif mulai nampak. Sangat mungkin, dua minggu mendatang
pergerakan harga jual cenderung konsolidatif, pasca kenaikan harga jual
secara signifikan minggu lalu. Akan halnya laporan dari pasar luar Jawa
menunjukkan pergerakan positif, serta sepanjang Jawa tengah dan timur
terpantau menurun tajam.
Sumber http://www.pinsar.com