Jumat, 21 Februari 2014

Broiler Kembali Limbung, Telur Masih Merana

AC-FTA, mulai berimbas. Perekonomian Nasional dalam tantangan yang tak ringan. Banyak pihak meyakini, akan terjadi banyak gelombang PHK. Konsekuensinya, daya beli akan kembali tertekan serta angka pengangguran dan kemiskinan menanjak. Ditengah mandeknya daya saing industri Nasional, AC-FTA nampaknya akan lebih memberikan dampak buruk ketimbang sebaliknya. Sekalipun Bangsa ini dikaruniai kekayaan alam berlimpah, sepertinya belum tercermin pada tingkat daya saing di kancah perekonomian global. Akhirnya, prospek pertumbuhan perekonomian Nasional yang diperkirakan melejit pada tahun ini, sangat mungkin akan terganggu secara signifikan.
Daya serap pasar Nasional yang diharapkan meningkat di tahun ini, nampaknya juga perlu dievaluasi kembali. Termasuk daya serap pasar Nasional terhadap broiler dan telur. Keyakinan ekspansif yang berlebihan, sangat mungkin menjadi bumerang bagi pelaku bisnis unggas. Seperti halnya nampak dari hasil pemantauan harga jual broiler minggu ini. Kenaikan harga posko memang cukup meyakinkan, tetapi terdapatnya potongan harga di lapangan dalam angka yang cukup signifikan nampaknya perlu dicermati secara serius. Akan tetapi secara umum, pelaku bisnis broiler menampakkan keyakinan yang cukup tinggi mengingat berkurangnya pasok secara signifikan pada dua pekan belakangan. Kenaikan harga jual parent afkir secara signifikan adalah indikator yang sangat representatif bagi keyakinan ini.
Sebagaimana tertera dalam tabel di samping menunjukkan pergerakan positif, meski dalam taraf moderat. Pasar DKI misalnya, harga jual broiler ex-farm ukuran >1.6Kg., dilaporkan berada di Rp.12.500,-/Kg., atau menaik sebesar Rp.500,- dari minggu lalu. Kenaikan harga jual juga terlihat secara moderat di area pemantauan lain, namun kecenderungan pergerakan variatif mulai nampak. Sangat mungkin, dua minggu mendatang pergerakan harga jual cenderung konsolidatif, pasca kenaikan harga jual secara signifikan minggu lalu. Akan halnya laporan dari pasar luar Jawa menunjukkan pergerakan positif, serta sepanjang Jawa tengah dan timur terpantau menurun tajam.

Sumber http://www.pinsar.com